David Beckham, Jaap Stam, Roy Keane, dan Ruud van Nistelrooy. Ada similaritas yang bisa ditarik dari kuartet nama tersebut: pernah menjadi figur kunci buat Manchester United, tapi kemudian dilepas lantaran berselisih dengan Sir Alex Ferguson.
Berbeda dengan empat figur di atas, Paul Scholes dikenal tak pernah berbuat macam-macam yang mungkin memantik kemarahan sang bos sepanjang 17 kariernya di Old Trafford yang berakhir musim lalu.Benarkah demikian? Well, ternyata tidak juga. Untuk pertama kalinya, Scholesy mengaku sempat ngambek pada Ferguson hingga nyaris dijual.
Insiden itu terjadi sekitar satu dasawarsa lalu, tepatnya pada November 2001. Scholes, yang saat itu masih berusia 27 tahun, menolak dimainkan di ‘tim lemah’ United -- banyak diisi pemain muda dan lapis kedua -- kontra Arsenal di Piala Liga.
Pasalnya, ia sebelumnya dipinggirkan oleh Fergie dari laga panas Liga Primer melawan Liverpool. Dua partai itu sendiri semuanya berakhir dengan kekalahan The Red Devils.
“Yang jelas, itu sesuatu yang sangat saya sesali,” ungkap mantan gelandang itu.
“Saya rasa mood saya sedang tak bagus. Saya ditinggal dari gim melawan Liverpool. Kami kemudian bermain menghadapi Arsenal malam berikutnya dan Anda tahu tim kami hanya diisi pemain cadangan, pada dasarnya, sudah pasti Arsenal yang akan menang,” terangnya.“Saya begitu bernafsu meraih kemenangan sehingga sangat tak senang dengan keputusan itu dan berpikir, ‘Saya tak akan bermain’. Saya tahu, itu konyol. Tapi saya punya alasan untuk melakukannya, walaupun memang bodoh.”
“Sejujurnya, dia [Ferguson] mungkin berpikiran menjual saya. Seseorang menolak bermain buat timnya, saya pun tak akan bisa komplain.”
“Itu salah satu hal yang benar-benar saya sesali. Begitu bodohnya sampai membuat saya takut untuk membicarakannya.”
Scholes mengaku setelah itu ia segera menemui sang manajer untuk meminta maaf dan akhirnya harus rela menerima denda sekitar satu-dua pekan gajinya saat itu, tapi ia sangat bersyukur tak sampai ‘diusir’ dari Old Trafford.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar